Selasa, 22 Januari 2013

Organik dan Lebih Hemat


 Topik Hangat 
Organik dan Lebih Hemat



23 Jan 2013
Femina Topik Hangat

Isu eco-living sudah lama berteman dengan keseharian para wanita urban. Belakangan,  urusan menaman sayur di halaman dapur atau menggunakan pot di dapur menjadi perhatian mereka yang peduli masakan segar maupun yang ingin punya andil hijaukan sedikit ruang dalam hidupnya.

Organik dan Lebih Hemat 
Celebrity chef Jamie Oliver pernah terdengar sukses menggelar program Food Revolution. Dalam berbagai aktivitas off air-nya ini, ia dan tim suksesnya menggiatkan langkah menanam sayuran sendiri di rumah. Komunitas ‘Indonesia Berkebun’ juga bergerak gesit. Banyak dari semangat urban farming-nya menginspirasi wanita yang selalu mencari ide akan gaya makan yang lebih sehat dan ekonomis.

Dengan menanam sendiri, Anda bisa mengurangi penggunaan pestisida atau bahan kimia dan memaksimalkan penggunaan pupuk alami, seperti sampah organik (sisa bahan makanan yang dikubur dalam  tanah selama beberapa hari). Hasil kebun sendiri membuat sayuran organik bisa didapat tanpa semahal jika membelinya di pasar swalayan.

Positifnya lagi, look dapur pun menjadi lebih ‘hijau’. Sederet tanaman ini memanjakan mata karena bentuknya yang cantik bisa menghiasi, meneduhkan, sekaligus menambah nilai estetika ruang. Melakukannya di halaman pun berarti membuat lahan tak terbengkalai.

 “Menanam sayuran bisa dilakukan di lahan tidur di perkotaan. Konversi menjadi lahan produktif hijau ini memberikan manfaat bagi diri sendiri maupun lingkungan,” ujar Diah Puji Lestari, praktisi komunitas Indonesia Berkebun.

Helianti Hilman, pendiri perusahaan bumbu lokal Javara Authentic Indonesia, sekaligus praktisi urban farming di rumah, merasakan nikmatnya punya dapur hijau. Pengalaman mengembangkan pertanian di ragam pelosok Indonesia dan menjadi ketua Slow Food Indonesia membuatnya akrab dengan urusan kebun. Ia bahkan mensuplai kebutuhan beras bayinya dari padi yang ditanam dalam pot!

Produksi rempah di rumah Heli juga surplus. “Jika kebutuhan keluarga sudah tercukupi, kelebihan panen seperti jahe, kunyit, dan saya keringkan lalu diolah lebih lanjut menjadi produk minuman dan dijual di bawah label Javara,” cerita wanita yang Oktober ini ikut serta dalam festival slow foodbertajuk Terra Madre bersama ribuan petani yang mempraktekkan pertanian berbasis kearifan lokal dari 150 negara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar